derapjambi.co_batanghari – Kegiatan kebudayaan Kenduri Swarnabhumi yang berlangsung di Muaro Singoan diluncurkan pada Sabtu malam akan dibuka langsung Bupati Batang Hari Mhd Fadhil Arief, upaya pemajuan kebudayaan dan pelestarian lingkungan di sepanjang Daerah Aliran Sungai (DAS), kegiatan berlangsung Lapangan King Lion, Desa Muaro Singoan, Sabtu (20/07).
Perlombaan Brengkes membuka lomba pertama perhelatan Swarnabumi di Desa Muaro Singoan, diikuti Desa dalam wilayah kecamatan Muara Bulian, Ketua TP – PKK Kabupaten Batang Hari Ibu Zulva Fadhil yang diwakili oleh Wakil Ketua TP – PKK Kabupaten Batang Hari lr. Hj. Nur Aini Zubir Bakhtiar membuka lomba masak Tradisional brengkes ikan dalam acara festival Batin lX Kenduri SwarnaBhumi bertempat di desa Muaro Singoan Kecamatan Muara Bulian
Festival Suku Batin IX yang menyajikan lomba memasak Brengkes Ikan memiliki peran penting dalam melestarikan sebuah kebudayaan.
Wakil Ketua TP PKK menyampaikan saya sangat mengapresiasi karena adanya festival suku batin sembilan ini khususnya gelar brengkes. Brengkes merupakan selah satu masakan tradisional dari daerah kita Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari makanan berdasarkan ikan dengan bumbu tradisional citarasa dan keunikan tersendiri di masak dengan cara di panggang di atas bara api menimbulkan aroma yang khas sangat menggugah selera hingga kini menjadi makanan favorit karena masih di pertahankan citarasanya.
Samadani, Kepala Desa Muaro Singoan mengatakan Lomba Brengkes ikan merupakan hidangan tradisional khas yang terbuat dari ikan-ikan dari Sungai Batanghari, dibaluri sambal tempoyak maupun sambal-sambal lain yang terbuat dari rempah-rempah lokal, lalu dibungkus dengan daun pisang dan dimasak dengan cara dibakar.
“Brengkes ikan adalah salah satu warisan kuliner kita yang kaya akan cita rasa dan juga sejarah,” ujar Kepala Desa Muaro Singoan, Samadani.
Menurut Samadani, setiap daerah di Jambi memiliki variasi brengkes mereka sendiri dan memasak brengkes ikan pada pembukaan Festival Suku Batin IX merupakan cara menunjukkan kekayaan budaya kuliner yang dimiliki.(gune)