derapjambi.co_batanghari – Terancam tidak bisa dilewati Jalan Usaha Tani (JUT) yang sehari-hari digunakan masyarakat pasalnya ratusan meter jalan tersebut di timbun jadi jalan akses perusahaan batu bara ratusan meter membuat masyarakat bereaksi.
Pantauan lapangan yang dilansir media ini (01/08) JUT menjadi akses vital masyarakat yang rutinitas difungsikan mengangkut hasil panen baik perkebunan dan sawah serta aktivitas harian lainnya.
Dalam keterangannya singkat dimedia Kepala Desa Simpang Karmeo Surisman (31/07) ketika ditanyakan hal tersebut terkait penimbunan ratusan meter JUT “ saya tidak tahu bahwa jalan tersebut sudah di timbun oleh perusahaan batu bara”, bebernya.
Lagi kata Surisman bahwa perwakilan dari perusahaan batu bara ini akan berjanji kepada pihak Desa akan memberikan kompensasi dengan membuat akses jalan baru dan itu sudah di musyawarahkan beberapa waktu yang lalu namun sampai saat ini sudah satu tahun perusahaan itu beroperasi hal tersebut belum kunjung direalisasikan oleh pihak perusahan.
Lanjutnya informasi terbaru yang berhasil didapatkan pengepul berita media ini pihak perusahan yang diwakilkan Raja akan bertanggung jawab dan segera mentransfer sejumlah uang guna kompensasi penutupan sejumlah ruas JUT yang terdampak aktivitas perusahaan mereka Senin katanya, beber Kades Surisman
“Kito tunggu Bae Dio ngota (bohong) apo Idak. jika Idak sayo suruh warga untuk menghentikan kalo tidak ada kesepakatan kalo perlu ditutup” tegasnya
Terpisah narasumber yang tidak mau namanya dipublikasikan penimbunan JUT yang dilakukan perusahaan batu bara sebelumnya sudah mengadakan kordinasi dengan kepala desa, masyarakat menjadi bingung kok kades, membolehkan perusahaan itu menimbun jalan usaha tani tersebut ujarnya .
JUT ini di bangun dengan DD seharusnya jalan ini tidak boleh di alihkan apa lagi mau di rusak atau di hilangkan ujarnya karna jalan ini termasuk aset pemerintah juga desa, Ungkap dengan nada kesal.
Ditempat berbeda mantan humas perusahaan batu bara Hamid dalam keterangannya memang waktu itu saya turut serta dalam musyawarah dampak dari penimbunan JUT sebagai kompensasinya akan di ganti dan juga di lebarkan itupun sudah di ukur namun saat ini saya sudah resign dari perusahaan itu jadi keberlanjutannya saya tidak tahu lagi, tukasnya (gune)
















